Selasa, 27 Desember 2016

PERULANGAN



While


Statemen perulangan while berbeda dengan statemen perulangan for, karena perulangan ini digunakan bila jumlah perulangannya belum diketahui. Proses perulangan akan terus berlanjut selama kondisinya bernilai benar (true) dan akan berhenti bila kondisinya bernilai salah. 


Syntax statement while :

while (syarat)
{ instruksi;
... }

Keterangan :
while (syarat) : syarat disini adalah berisi batas dari perulangan
instruksi;        : perintah/statemen yang akan diulang selama syaratnya masih terpenuhi atau bernilai benar (true), perintah/statemen ini berada di dalam tanda kurung kurawal ({}).

Contoh program 1 :
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
main() {
int i=1;
while (i<=5)
{ cout<<"\nSelamat datang";
i++;
}
 getch();}


Keterangan :

int i=1;
perintah diatas adalah pendeklarasian dan pemberian nilai awal untuk variabel i,variabel ini yang akan dijadikan sebagai awal dari perulangan.

while (i<=5)
perintah diatas adalah batas berhenti dari perulangan atau syarat dai perulangan, perulangan ini akan terus berjalan selama variabel i bernilai lebih dari 1 sampai dengan 5.

cout<<"\nSelamat datang";
perintah diatas adalah statemen yang akan diulang selama 5 kali, yaitu menamppilkan kalimat “selamat datang” sebanyak 5 kali.

i++;
perintah ini menunjukkan sifat naik atau incremen artinya dalam setiap perulangan akan ditambah 1 sampai batas maksimal dari syarat yaitu 5.

Hasil output program contoh 1 :






















Contoh program 2 :
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
main(){
int n,i=1;
float nilai,rata,jml=0;
cout<<"Input banyak nilai = ";cin>>n;
while(i<=n)
{cout<<"Input Nilai "<<i<<" = " ;cin>>nilai;
jml=jml+nilai;
rata=jml/n;
i++;}
cout<<"\nTotal nilai = "<<jml;
cout<<"\nRata nilai = "<<rata;
getch();}

Keterangan :

intn,i=1;
float nilai,rata,jml=0;

perintah diatas adalah pendeklarasian variabel dan pemberian nilai awal untuk variabel i=1 dan untuk variabel jml=0.

cout<<"Input banyak nilai = ";cin>>n;
perintah diatas artinya user disuruh menginputkan angka ke dalam variabel n, yang nantiy angka tersebut akan dijadikan sebagai batas dari perulangan.
while(i<=n)
artinya perulangan akan berhenti jika nilai dari variabel i sudah lebih besar 1 dan sama dengan nilai yang ada di variabel n. pada proses perulangan yang pertama atau i=1 sampai dengan perulangan yang terakhir atau i=n, maka statemen yang akan dikerjakan adalah menginputkan nilai ke variabel nilai.dengan perintah : cout<<"Input Nilai "<>nilai; dan akan menjumlahkan nilai dari masing-masing proses perulangan tersebut, dengan perintah : jml=jml+nilai; setelah menjumlahkan nilai pada setiap proses perulangan maka akan dicari rata-rata dari nilai tersebut dengan cara nilai yang sudah dijumlahkan dan disimpan dalam variabel jml kemudian di bagi dengan variabel n sebagai batas berhenti dari perulangan tersebut, perintmenahnya yaitu : rata=jml/n;
 
i++;
perintah ini untuk proses incremen dari perulangan pertama sampai perulangan terakhir yaitu sampai i=n.





cout<<"\nTotal nilai = "<cout<<"\nRata nilai = "<

kedua perintah diatas untuk menampilkan jumlah dan rata-rata yang tersimpan pada variabel jml dan rata.

Hasil output program contoh 2 :




Do While


Pada dasarnya struktur perulangan do....while sama saja dengan struktur while, hanya saja pada proses perulangan dengan while, seleksi berada di while yang letaknya di atas sementara pada perulangan do....while, seleksi while berada di bawah batas perulangan. Jadi dengan menggunakan struktur do…while sekurang-kurangnya akan terjadi satu kali perulangan.







While

Do while


Bisa jadi tidak akan pernah dikerjakan jika syarat tidak dipenuhi.
Ini dikarenakan sebelum instruksi

dikerjakan, syarat dicek terlebih dahulu.

Minimal dikerjakan satu kali walaupun syarat tidak dipenuhi.

Ini dikarenakan instruksi dikerjakan dahulu, baru syarat dicek untuk melanjutkan
perulangan

Syntax statement do while :

do
{ instruksi;
....}
while (syarat);

Keterangan :

do adalah awal dari statemen perulangan do while.
instruksi adalah statemen yang akan dikerjakan atau yang akan diulang, baik syarat dari perulangan tersebut terpenuhi atau tidak, karena akan dijalankan instruksinya terlebih dahulu setelah mengerjakan instruksi baru dicek syaratnya, apakah syaratnya masih terpeuhi atau tidak.
While (syarat) adalah syarat atau batas dari perulangan, dimana perulangan tersebut
akan dikerjakan jika syaratnya masih terpenuhi atau bernilai true.

Contoh program 1 :
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
main() {
int a=5,i=1;
do
{ cout<<"\nNilai ke "<<i<<" = "<<a;
a+=5;
i++;
} while (
i<=10);
getch();}


Hasil output contoh program 1 :




Contoh Program 2 :
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
main(){
int n,i=1;
float nilai,rata,jml=0;
cout<<"Input banyak nilai = ";cin>>n;
do
{cout<<"Input Nilai "<<i<<" = " ;cin>>nilai;
jml=jml+nilai;
rata=jml/n;
i++;}
while(i<=n);
cout<<"\nTotal nilai = "<<jml;
cout<<"\nRata nilai = "<<rata;
getch();}
Hasil output contoh program 2 :











For
Struktur perulangan for biasa digunakan untuk mengulang suatu proses yang telah diketahui jumlah perulangannya, statement perulangan ini yang paling sering digunakan.

Syntax statement for :
for(inisialisasi;syarat;penambahan)
pernyataan;

Keterangan :
Inisialisasi       : pernyataan untuk menyatakan keadaan awal dari variabel kontrol.
Syarat              : ekspresi relasi yang menyatakan kondisi untuk keluar dari perulangan.
Penambahan    : pengatur perubahan nilai variabel kontrol.

Contoh 1 :
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
main() {
for(int i=1;i<=5;i++)
cout<<"\nSelamat datang";
getch();}
Keterangan :

* for(int i=1;i<=5;i++)
Perintah diatas adalah perintah untuk memberi nilai awal sebuah perulangan yang dimulai dari i=1 yang sebelumnya i dideklarasikan terlebih dahuli dengan tipe int kemudian perulangan kan berhenti jika nilai i=5, dan perulangan ini bersifat increment atau akan ditambah dengan angka 1 setiap kali proses sampai batas berhenti.

* cout<<"\nSelamat datang";
Perintah ini adalah statemen yang akan diulang sampai 5 kali.

Hasil output  contoh 1 :


Contoh 2 :
Pernyataan untuk nilai awal dapat dituliskan lebih dari satu, dengan sifat menaik
/ incremen.
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
main() {
int a;
for(int i=1,a=5;i<=10;i++)
{ cout<<"\nNilai ke "<<i<<" = "<<a;
a+=5; }
getch();}
Hasil output  contoh 2 :

Contoh 3 : Pernyataan untuk nilai awal dapat dituliskan lebih dari satu, dengan sifat
menurun / descremen.
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
main() {
int a;
for(int i=10,a=50;i>=1;i--)
{ cout<<"\nNilai ke "<<i<<" = "<<a;
a-=5; }
getch();}
Hasil output  contoh 3 :




Mata Kuliah : Algoritma Dan pemrograman













RAGAM VARIASI BAHASA

Tags



Yang dimaksud dengan ragam atau variasi bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Variasinya pun bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, sosiolinguistik termasuk variasi bahasa baku itu sendiri. Selain itu ragam bahasa juga ditandai oleh beberapa ciri-ciri linguistik tertentu seperti fonologi, morfologi, dan sintaksis. Disamping ditandai oleh ciri-ciri linguistik tertentu, timbulnya ragam bahasa juga ditandai oleh ciri-ciri non-linguistik seperti lokasi / tempat / lingkungan penggunaan bahasa itu sendiri. Baik dalam hal sosial maupun yang lainnya.
Berdasarkan pokok pembicaraan, ragam bahasa dibedakan antara lain atas :
  • Ragam bahasa undang-undang
Yaitu bahasa yang biasa digunakan dalam pembuatan undang-undang negara maupun sesuatu yang berkaitan dengan perundang-undangan. Seperti UUD, dll.
  • Ragam bahasa jurnalistik
Yaitu bahasa yang biasa digunakan dalam media massa. Seperti reporter, majalah, koran, dll.
  • Ragam bahasa ilmiah
Yaitu bahasa yang biasa digunakan dalam pembuatan suatu karya ilmiah.
  • Ragam bahasa sastra
Yaitu bahasa yang biasa digunakan oleh seorang sastrawan untuk membuat sebuah sastra.
Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas :
  1. Ragam Lisan
Ragam bahasa lisan adalah suatu ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap (organ of speech). Dalam ragam bahasa lisan ini, kita harus memperhatikan beberapa hal seperti tata bahasa, kosakata, dan lafal dalam pengucapannya. Karena dengan memperhatikan hal-hal tersebut, pembicara dapat mengatur tinggi rendah suara atau tekanan yang dikeluarkan, mimik/ekspresi muka yang ditunjukkan, serta gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide dari sang pembicara. Contoh ragam lisan antara lain meliputi:
  • Ragam bahasa cakapan
  • Ragam bahasa pidato
  • Ragam bahasa kuliah
  • Ragam bahasa panggung
Ciri-ciri ragam bahasa lisan :
  • Memerlukan kehadiran orang lain
  • Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap
  • Terikat ruang dan waktu
  • Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara
Kelebihan ragam bahasa lisan :
  • Dapat disesuaikan dengan situasi.
  • Faktor efisiensi.
  • Faktor kejelasan.
  • Faktor kecepatan.
  • Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian bahasa yang dituturkan oleh penutur.
  • Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan serta penafsiran dari informasi audit, visual dan kognitif sang penutur.
Kelemahan ragam bahasa lisan :
  • Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase sederhana.
  • Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.
  • Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan.
  • Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.
  1. Ragam Tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam bahasa lisan ini, kita harus memperhatikan beberapa hal seperti tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan pemilihan kosa kata. Karena dalam ragam bahasa tulis ini kita dituntut untuk tepat dalam pemilihan unsur tata bahasa seperti bentuk kata, susunan kalimat, pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan juga penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide kita. Contoh ragam lisan antara lain meliputi:
  • Ragam bahasa teknis
  • Ragam bahasa undang-undang
  • Ragam bahasa catatan
  • Ragam bahasa surat
Ciri-ciri ragam bahasa tulis :
  • Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
  • Adanya unsur gramatikal (hubungan antara unsur-unsur bahasa dalam satuan yang lebih besar) yang dinyatakan secara lengkap.
  • Tidak terikat oleh ruang dan waktu
  • Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.
Kelebihan ragam bahasa tulis :
  • Informasi yang disajikan bisa dipilih oleh sang penulis untuk dikemas menjadi media atau materi yang lebih menarik dan menyenangkan.
  • Umumnya memiliki kedekatan antara budaya dengan kehidupan masyarakatnya.
  • Sebagai sarana untuk memperkaya kosakata.
  • Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud/tujuan, memberikan informasi serta dapat mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu meningkatkan wawasan si pembaca.
Kelemahan ragam bahasa tulis :
  • Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada. Akibatnya bahasa tulisanpun harus disusun lebih sempurna.
  • Tidak mampu menyajikan berita secara lugas dan jujur.
  • Yang tidak ada dalam bahasa tulisanpun tidak dapat diperjelas.
Ragam bahasa berdasarkan hubungan antar pembicara dapat dibedakan menurut akrab atau tidaknya si pembicara. Contohnya :
  • Ragam bahasa resmi.
  • Ragam bahasa akrab.
  • Ragam bahasa agak resmi.
  • Ragam bahasa santai.
  • Dan lain sebagainya.
Ragam bahasa berdasarkan penutur dapat dibedakan atas :
  1. Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek).
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memilikiciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak padapelafalan/b/pada posisiawal saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dll. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan /t/ seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dll.
  1. Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur.
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing. Misalnya fitnah, kompleks, vitamin, video, film, fakultas, dll. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas, dll. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari, dll. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering meninggalkan awalan yang seharusnya dipakai. Contoh :
  • Ira mau nulis surat padahal seharusnya Ira mau menulis surat
  • Saya akan ceritakan tentang asal mula Lubang Buaya padahal seharusnya Saya akan menceritakan tentang asal mula Lubang Buaya.
  1. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur.
Ragam bahasa juga dipengaruhi oleh sikap penutur terhadap lawan bicaranya (jika lisan) atau sikap penulis terhadap penyajian tulisannya (jika dituliskan). Sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan lawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan lawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Semakin formal jarak antara penutur dan lawan bicara, akan semakin resmi dan tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat keformalannya, semakin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan oleh sang penutur.



Kedua

Ragam Bahasa dan Funsi Bahasa Indonesia

Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan atau berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Bahasa Indonesia memang banyak ragamnya. Hal Ini karena bahasa Indonesia sangat luas pemakaiannya dan bermacam-macam ragam penuturnya. Oleh karena itu, penutur harus mampu memilih ragam bahasa yang sesuai dengan dengan keperluannya, apapun latar belakangnya.
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Seiring dengan perkembangan zaman yang sekarang ini banyak masyarakat yang mengalami perubahan. Bahasa pun juga mengalami perubahan. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Agar banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut ragam standar (Subarianto, 2000)

Ragam Bahasa Indonesia dibagi menjadi 3 jenis yaitu
1.       berdasarkan media
2.       berdasarkan cara pandang penutur
3.       berdasarkan topik pembicaraan.

1. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media

Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa terdiri
·         Ragam bahasa lisan
·         Ragam bahasa tulis

Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulis. Jadi dalam ragam bahasa lisan, kita berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita berurusan dengan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya

Ragam Lisan
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.

Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda.

Ciri-ciri ragam lisan:
a. Memerlukan orang kedua/teman bicara;
b. Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
c. Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
d. Berlangsung cepat;
e. Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
f.  Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
g. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi
Contoh ragam lisan adalah ‘Sudah saya baca buku itu.’

Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.
Ciri-ciri ragam tulis :
1.Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
2.Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
3.Harus memperhatikan unsur gramatikal;
4.Berlangsung lambat;
5.Selalu memakai alat bantu;
6.Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
7.Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.
Contoh ragam tulis adalah ’Saya sudah membaca buku itu.’

2.Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur
Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa Indonesia terdiri dari beberapa ragam diantara nya adalah :
·         Ragam dialek
Contoh : ‘Gue udah baca itu buku.’
·         Ragam terpelajar
Contoh :  ‘Saya sudah membaca buku itu.’
·         Ragam resmi
Contoh : ‘Saya sudah membaca buku itu.’
·         Ragam tak resmi
Contoh : ‘Saya sudah baca buku itu.’

3.Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan topik pembicaraan
Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari beberapa ragam diantara nya adalah :
1.       Ragam bahasa ilmiah
2.       Ragam hukum
3.       Ragam bisnis
4.       Ragam agama
5.       Ragam sosial
6.       Ragam kedokteran
7.       Ragam sastra
Contoh ragam bahasa berdasarkan topik pembicaraan:
Dia dihukum karena melakukan tindak pidana. (ragam hukum)
Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberikan diskon.(ragam bisnis)
Cerita itu menggunakan unsur flashback. (ragam sastra)
Anak itu menderita penyakit kuorsior. (ragam kedokteran)
Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif. (ragam psikologi)

Ragam bahasa baku dapat berupa: ragam bahasa baku tulis dan ragam bahasa baku lisan.
Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya keragaman bahasa, diantaranya :
• Faktor Budaya atau letak Geografis
• Faktor Ilmu pengetahuan
• Faktor Sejarah
Kesimpulan
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut media pembicara.


Ragam bahasa terbagi dua jenis yaitu bahasa lisan dan bahasa baku tulis.
Pada ragam bahasa baku tulis kita harus menguasai penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan menguasai EYD, sedangkan untuk ragam bahasa lisan kita harus mampu mengucapkan dan memakai bahasa Indonesia dengan baik serta bertutur kata sopan.

Fungsi bahasa dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi bahasa secara umum dan secara khusus.
Dalam literatur bahasa, dirumuskannya fungsi bahasa secara umum bagi setiap orang adalah
1. Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri.
Mampu mengungkapkan gambaran,maksud ,gagasan, dan perasaan. Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita. Ada 2 unsur yang mendorong kita untuk mengekspresikan diri, yaitu:
* Agar menarik perhatian orang lain terhadap diri kita.
* Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.
2. Sebagai alat komunikasi.

Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang melahirkan perasaan dan memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama. Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Pada saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi,berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Bahasa yang dikatakan komunikatif karena bersifat umum. Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi, manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media bahsa (lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi cesara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas,sirene setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia.
3. Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.
Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan menggunakan bahasa yang non standar pada saat berbicara dengan teman- teman dan menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan orang tua atau yang dihormati. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang untuk berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa.
4. Sebagai alat kontrol Sosial.
Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Kontrol sosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya buku- buku pelajaran, ceramah agama, orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta iklan layanan masyarakat. Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita.
Fungsi bahasa secara khusus :
1. Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari- hari.
Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan komunikasi dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat menggunakan bahasa formal dan non formal.
2. Mewujudkan Seni (Sastra).
Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni, seperti syair, puisi, prosa dll. Terkadang bahasa yang digunakan yang memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui makna yang ingin disampaikan.
3. Mempelajari bahasa- bahasa kuno.
Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa atau kejadian dimasa lampau. Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin atau dapat terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau hanya sekedar memenuhi rasa keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal. Misalnya untuk mengetahui asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui naskah kuno atau penemuan prasasti-prasasti.
4. Mengeksploitasi IPTEK.
Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta akal dan pikiran yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia, maka manusia akan selalu mengembangkan berbagai hal untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu didokumentasikan supaya manusia lainnya juga dapat mempergunakannya dan melestarikannya demi kebaikan manusia itu sendiri.



Ketiga
Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan atau berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Bahasa Indonesia memang banyak ragamnya. Hal Ini karena bahasa Indonesia sangat luas pemakaiannya dan bermacam-macam ragam penuturnya. Oleh karena itu, penutur harus mampu memilih ragam bahasa yang sesuai dengan dengan keperluannya, apapun latar belakangnya.
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Seiring dengan perkembangan zaman yang sekarang ini banyak masyarakat yang mengalami perubahan. Bahasa pun juga mengalami perubahan. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Agar banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut ragam standar (Subarianto, 2000)

Ragam Bahasa Indonesia dibagi menjadi 3 jenis yaitu
1.       berdasarkan media
2.       berdasarkan cara pandang penutur
3.       berdasarkan topik pembicaraan.

1. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media

Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa terdiri
·         Ragam bahasa lisan
·         Ragam bahasa tulis

Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulis. Jadi dalam ragam bahasa lisan, kita berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita berurusan dengan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya

Ragam Lisan
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.

Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda.

Ciri-ciri ragam lisan:
a. Memerlukan orang kedua/teman bicara;
b. Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
c. Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
d. Berlangsung cepat;
e. Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
f.  Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
g. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi
Contoh ragam lisan adalah ‘Sudah saya baca buku itu.’

Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.
Ciri-ciri ragam tulis :
1.Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
2.Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
3.Harus memperhatikan unsur gramatikal;
4.Berlangsung lambat;
5.Selalu memakai alat bantu;
6.Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
7.Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.
Contoh ragam tulis adalah ’Saya sudah membaca buku itu.’

2.Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur
Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa Indonesia terdiri dari beberapa ragam diantara nya adalah :
·         Ragam dialek
Contoh : ‘Gue udah baca itu buku.’
·         Ragam terpelajar
Contoh :  ‘Saya sudah membaca buku itu.’
·         Ragam resmi
Contoh : ‘Saya sudah membaca buku itu.’
·         Ragam tak resmi
Contoh : ‘Saya sudah baca buku itu.’

3.Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan topik pembicaraan
Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari beberapa ragam diantara nya adalah :
1.       Ragam bahasa ilmiah
2.       Ragam hukum
3.       Ragam bisnis
4.       Ragam agama
5.       Ragam sosial
6.       Ragam kedokteran
7.       Ragam sastra
Contoh ragam bahasa berdasarkan topik pembicaraan:
Dia dihukum karena melakukan tindak pidana. (ragam hukum)
Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberikan diskon.(ragam bisnis)
Cerita itu menggunakan unsur flashback. (ragam sastra)
Anak itu menderita penyakit kuorsior. (ragam kedokteran)
Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif. (ragam psikologi)

Ragam bahasa baku dapat berupa: ragam bahasa baku tulis dan ragam bahasa baku lisan.
Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya keragaman bahasa, diantaranya :
• Faktor Budaya atau letak Geografis
• Faktor Ilmu pengetahuan
• Faktor Sejarah
Kesimpulan
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut media pembicara.


Ragam bahasa terbagi dua jenis yaitu bahasa lisan dan bahasa baku tulis.
Pada ragam bahasa baku tulis kita harus menguasai penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan menguasai EYD, sedangkan untuk ragam bahasa lisan kita harus mampu mengucapkan dan memakai bahasa Indonesia dengan baik serta bertutur kata sopan.



Mata Kuliah Umum : Bahasa Indonesia